JAKARTA – Musisi Admad Dhani kembali memberikan respon keras terhadap Agnez Mo terkait pernyataannya soal kasus royalti yang menimpa dirinya. Dhani semakin intens menanggapi komentar Agnez Mo yang kini tengah menghadapi masalah hukum terkait royalti diputus bersalah dan diwajibkan membayar denda sebesar Rp1,5 miliar.
Terbaru, Agnez Mo menggunakan analogi petani dalam wawancara di podcast Deddy Corbuzier untuk menggambarkan situasinya. Dalam wawancara itu, Agnez menjelaskan bahwa seorang petani yang menanam padi bertahun-tahun lalu tidak dapat mengeluhkan jika hasil panennya tidak sebanding dengan petani yang terus bekerja tanpa henti.
“Contohnya gini ya, misalnya lu petani menanam padi 30 tahun yang lalu, atau 20 tahun yang lalu, sama ada petani yang menanam padi selama 20 tahun enggak berhenti-henti, ya terus lu enggak bisa komplain dong bahwa panen yang petani ini lebih banyak dari petani yang satu lagi,” ujar Agnez Mo, seperti yang dikutip Rabu (19/2/2025). “Kita kan enggak lagi bagi hasil, kalau lagi bagi hasil ya harusnya orang tersebut juga punya investasi waktu dan uang dong,” lanjutnya.
Menanggapi pernyataan itu, Ahmad Dhani memberikan kritik tajam terhadap penggunaan analogi petani. Menurutnya, membandingkan kasus royalti dengan situasi petani tidak relevan dalam konteks hak kekayaan intelektual.
“Sejak kapan PETANI itu termaktub dalam INTELLECTUAL RIGHTS, Neneng?” ujar Ahmad Dhani lewat unggahan Instagram-nya, sambil menyertakan cuplikan video Agnez Mo.
Dhani juga menambahkan bahwa selama ini para pencipta lagu justru tidak mendapatkan royalti yang semestinya sesuai dengan Undang-Undang Hak Cipta. “FYI, PENCIPTA dapet NOL selama UU HAK CIPTA berlaku,” tegasnya.
Kasus royalti antara Agnez Mo dan Ari Bias terus menjadi sorotan publik. Agnez Mo sebelumnya mengungkapkan niat untuk mengajukan kasasi atas putusan Pengadilan Niaga Jakarta Pusat dan menegaskan bahwa pembayaran royalti selama ini menjadi tanggung jawab penyelenggara acara, bukan dirinya sebagai penyanyi.
Kontroversi ini semakin memicu perhatian dari berbagai pihak di industri musik Indonesia, yang kini semakin mendesak perlunya regulasi yang lebih transparan dan adil dalam pengelolaan royalti musik.
